Pada sebuah laman media
online, Minggu, 5 Juli 2015, diberitakan bahwa, Pemerintahan radikal kiri dari
PM Alexis Tsipras Yunani mencatat rekor baru dalam sejarah Yunani terkait
referendum yang bisa menyebabkan negara itu didepak dari zona Euro. Rakyat
hanya diberi waktu seminggu untuk mempersiapkan diri dan memutuskan masa depan
negaranya, termasuk dampak jangka panjang yang akan diderita generasi mendatang
dalam sebuah penentuan pendapat rakyat.
Berita tersebut di atas
sungguh sangat mengejutkan banyak pihak, mulai dari rakyat Yunani itu sendiri,
hingga pihak luar seperti negara-negara benua Eropa. Referendum yang
dikeluarkan Yunani tersebut selanjutnya memicu kontroversi dari banyak pihak, karena
pasalnya banyak kejanggalan yang terjadi di belakangnya. Selain itu, waktu
berpikir yang diberikan pemerintah Yunani kepada rakyatnya sangatlah mepet,
yaitu hanya 8 hari untuk dapat memutuskan jangka panjang masa depan mereka. Hal
ini kemudian menyebabkan rakyat Yunani dilanda kebingungan akan keputusan apa
yang mereka akan ambil, terlebih Pemerintahan dari PM Alexisi Tsipras tidak
menjelaskan secara eksplisit mengenai referendum ini terkait usulan dari donor
Troika mengenai renegosiasi utang atau penentuan pendapat rakyat untuk keluar
dari zona Euro.
Menurut pakar konstitusi
Athena, Nikos Alivizatos, ia menduga
bahwa ada unsur kesengajaan dibalik pertanyaan referendum Yunani yang
samar-samar dan tidak jelas. Sebab, menurutnya jika pertanyaan dalam referendum
cukup tegas dan jelas, di mana bahwa rakyat harus memilih antara menolak usulan
renegosiasi yang berarti keluar dari zona Euro, atau menerima usulan renegosiasi
yang berarti ada kemungkinan dapat kucuran kredit baru, maka akan bisa
dipastikan bahwa rakyat akan menjawab "Ya" dan pemerintah dipastikan
akan kalah. Para pengritik juga menemukan kejanggalan berikutnya dalam kartu
referendum, yakni kolom pilihan "tidak" ada di atas kolom pilihan
"ya". Selain itu sekitar dua juta warga Yunani yang bermukim di luar
negeri, tidak diikutkan dan referendum.
Dalam Negara demokratis,
semua keputusan adalah di tangan rakyat, dan rakyatlah yang menentukan masa
depan bangsa dan negaranya. Begitupun dengan Yunani, jika rakyat akhirnya
memutuskan untuk keluar dari zona Euro, maka artinya Yunani mau tidak mau harus
bisa hidup tanpa kredit dan berdaulat sendirian. Karena, Yunani juga sudah
sejak bertahun-tahun tidak lagi menghormati solidaritas Eropa atau integrasi
Eropa.
Adapun beberapa
kemungkinan yang akan terjadi akibat dari referendum Yunani ini adalah sebagai berikut :
1.
Yunani hadapi kekacauan politik
Dmpak dari taktik politik Tsipras
ini harus ditanggung seluruh rakyat Yunani hingga ke generasi mendatang.
Pasalnya, kredit dari dana penyelamatan senilai 120 milyar Euro baru akan
dinyatakan kadaluwarsa 30 tahun ke depan. Dan bila Tsipras kalah dalam
referendum itu, maka ia harus mundur jika masih memiliki perasaan tanggung
jawab bagi Yunani.
2.
Adanya kemungkinan
bangkrut Athena
Permintaan perpanjangan tenggat
pembayaran utang Yunani ditolak oleh 18 menteri keuangan dari negara-negara
pemberi dana talangan, sehingga hal ini membuat Yunani terancam gagal utang. Sejumlah
konsekuensi akan dialami oleh Yunani jika negara tersebut akhirnya gagal utang
dan keluar dari zona mata uang euro, diantaranya adalah pada sektor perbankan
Yunani akan mengalami krisis likuiditas karena menghadapi dua tekanan
sekaligus, yang pertama dari masyarakat yang hendak menarik dana, dan yang kedua
dari bank sentral Eropa yang tidak lagi menyediakan dukungan darurat.
3.
Nilai Euro jatuh
Mata
uang euro jatuh tajam di perdagangan Asia-Pasifik setelah diketahui hasil
sementara referendum Yunani, yang menyatakan menolak pemberian dana talangan.
Nilai euro jatuh hingga 1,4 persen terhadap dollar AS, di angka tukar 1,0992
dollar AS untuk 1 euro.
4.
Bursa Saham Eropa Turun
Saham Eropa turun diikuti pelemahan
euro terkait penolakan para pemilih Yunani dari penghematan mengirim investor
untuk mengamankan Treasuries, obligasi Jerman dan yen. Sementara itu, Saham
Shanghai naik di tengah intensifnya upaya untuk menahan aksi jual senilai $ 3.2
triliun.
5.
Kilau emas melemah dan memperkuat Dolar
Nilai kilau emas melemah karena
penolakan pemilih Yunani dari program penghematan. Selain itu, hal ini memperkuat
mata uang dolar Amerika, sehingga mengurangi daya tarik logam yang kadang-kadang
dibeli sebagai haven.